Selasa, 30 Oktober 2012

Nyut Nyut...

Terpa, bernyanyi di senda malam
Riuh, bergurau bersama gulam
Nyut nyut,
Berdenyut bersama kelam

*Niatnya mau buat puisi, tapi ternyata kepala berdenyut kuat (-_-)
Going to bed aja deh...

Rabu, 17 Oktober 2012

Rasa Mati

Rasaku,
Rasa kucoba mati
Rasa suka
Rasa canda
Rasa tawa
Rasa sakit

Rasaku,
Rasa beku nurani
Pada suka
Pada canda
Pada tawa
Pada sakit

Rasaku,
Rasa terkubur imaji
Dalam suka
Dalam canda
Dalam tawa
Dalam sakit

Berlarilah



Lari... Lari... Berlarilah...
Sejauh langkah kakimu mampu berlari. Sejauh engkau masih punya cukup tenaga untuk terus berlari. Sejauh engkau masih melihat jalanan terbentang panjang di depanmu, teruslah berlari. Sejauh nafasmu masih melekat di jiwa, tetaplah berlari. Jangan berhenti.

Jangan pedulikan luka kakimu yang melepuh, otot tubuhmu yang mengejang, atau teriknya matahari yang membakar. Selagi jantungmu masih berdetak, artinya engkau akan tetap sanggup untuk terus berlari.
Jangan sekali-kali berhenti. Karena sekali saja engkau berhenti, luka kaki yang melepuh itu akan menusuk-nusuk setiap saraf dan menyerikan ulu hatimu. Sekali saja engkau berhenti, otot tubuh yang sudah mengejang itu akan membekukan seluruh anggota tubuhmu. Dan akhirnya, panas metahari yang bergelagak itu akan membuatmu terduduk, mencari tempat ternyaman, hingga tak satu orang pun akan bisa memaksamu bangun dan kembali berlari lagi.